Pada tanggal 27 November 2009 , terjadi bencana di sekitar wilayah Yogyakarta dan sekitarnya. Bencana ini biasanya disebut wedus gembel. Masyarakat di lereng Gunung Merapi masih sering mengandalkan kearifan lokal untuk menerangi aktifitas Merapi. Dahulu perilaku satwa menjadi penanda akan terjajdinya erupsi Merapi. Konon ketika suhu Merapi meningkat , kawanan burung akan menuruni lereng , selanjutnya diikuti oleh monyet , harimau , dan landak. Namun , kali ini Merapi berubah terlalu cepat. Status waspada baru dua minggu sudah menjadi siaga dan disusul statusnya menjadi awas. Awas baru satu setengah hari , Merapi meletus. Padahal , kabarnya masyarakat baru menerangi turunnya monyet , belum ada macan. Jadi , kearifan lokal untuk menrangi aktifitas Merapi tidak selalu tepat.
Sebagian sekolah yang ada di kawasan itu juga tertimbun lahar. Sebagian luka besar. Mengakibatkan mereka harus mengungsi kesekolah lain. Belajar mereka pun kacau. Gedung sekolah rusak sehingga terpaksa jadwal belajar anata kelas yang satu dan yang lain tak sama , belajar disekolah sanggat terganggu dan tidak bisa 100% konsen , dan sebagian kelas belajar pagi hari dan sebagian kelas lagi belajar siang hari. Padahal ujian sudah dekat teman-teman. Kasian ya yang didaerah sana. Gimana nasih mereka besok?Moga Nasib bagus ya teman.Amin, Bagaimana kalian teman? Seharusnya kita harus bersyukur atas nikmat yang diberikan yang diatas. Mari kita bentuk sebaiknya.Oke? Tapi ....
Anehnya , kali Gendol yang dulu diatapi oleh jembatan sekarang hancur menjadi seperti Tangkuban Perahu. Air yang mengalir di kali Gendol masih menguap. Ditengah kali tersebut , terdapat batu besar yang belum bisa dipindah. Gosipnya sih gak ada yang berani mindahin. Menurut sejarah , dulu pernah ada lesung di suatu daerah. Nah , seseorang berani dan bisa memindahkannya. Satu hari kemudian , entah gimana bisa lesung itu kembali ke posisi semula. Aneh bukan? Dari situ , batu besar itu juga belum bisa dipindahin. Katnya juga , kemarin ada 2 batu besar seperti Pengantin. Batu satunya hancur menjadi pasir. Pasirnya juga dimanfaatkan masyarakat sekitar. Tapi pernah ada , pasir diambil beberapa jam kemudian pasir pun sudah tak ada. Itulah kuasa Allah SWT.
Salah lainnya adalah wilayah yang hancur hanya disebelah kulon kali. Yang disebelah kulon jalan malah aman-aman saja. Namun , ada rumah yang tertimbun pasir. Nah ceritanya orangnya juga hilang entah kemana. Pasir memenuhi rumahnya disebelah tengah. Entah gimana asalnya , teras dan halamannya masih bersih tak ikut tertimbun tanah.
Nah , sapa yang jadi penasaran? Mari ke Wisata Gunung Merapi!! Kalau mau ke rumah Alm. Mbah Maridjan , si guru kunci Merapi disediakan ojek dengan biaya 12ribu. Ke makam Alm. Juga tak jauh dari pasar Buruh. Mungkin sekitar 2 -3 km. Parkir dijamin murah. Pilih deh ya tempat yang gak dibawah pohon kering. Pilih pula jalan yangn bisa dilewati dan tak tertimbun lahar.
Come To Yogyakarta!!!
Free Template Blogger collection template Hot Deals SEO






0 komentar:
Post a Comment